Kereta api tabrak kerumunan festival Hindu di India, puluhan orang tewas



[ad_1]

India

Hak atas foto
EPA

Image caption

Sejumlah saksi menyebut para korban berjalan ke arah rel untuk menghindari patung yang tengah dibakar.

Lebih dari 60 orang dilaporkan tewas dan sekitar 100 orang lainnya luka-luka setelah sebuah kereta api menabrak sekumpulan orang di Amritsar, kawasan utara negara bagian Punjab, India, Jumat (19/10) malam.

Kepolisian menyebut, saat peristiwa itu terjadi para korban tengah berdiri di sepanjang rel untuk menonton perayaan Dusshera, festival Hindu yang memperingati kemenangan dewa kebaikan atas roh jahat.

Para korban tak mendengar suara kereta saat mereka melihat patung Dewa Ravana yang berisi petasan dibakar.

Menurut polisi, terdapat sejumlah anak-anak di antara korban tewas.

Sebelum kejadiaan nahas itu terjadi, para penonton festival itu tengah melihat prosesi pembakaran patung serta pertunjukan kembang api.

Sebagian penonton kemudian bergerak mendekat ke arah rel. Sejumlah laporan menyebut panitia meminta penonton menjauh dari petasan.

Ada pula kesaksian yang menyebut kerumunan itu mendekati rel karena khawatir patung dewa yang dibakar akan jatuh menimpa mereka.

Sejumlah saksi berkata, sebagian besar korban sedang merekam festival itu melalui ponsel sehingga tak sadar kereta api berkecepatan tinggi berjalan ke arah mereka.

Hak atas foto
EPA

Image caption

Korban luka akibat insiden ini diperkirakan lebih dari 100 orang.

Kepolisian mengatakan, suara riuh petasan dan penonton membuat para korban tak mendengar kedatangan kereta api.

Kereta yang menabrak kerumunan itu memiliki rute dari Jalandhar menuju Amritsar.

“Saya mengevakuasi jenazah dari rel…tangan saya penuh darah,” kata saksi mata bernama Amar Nath kepada BBC.

Amit Kumar, warga lokal, menyebut Dusshera adalah perayaan yang rutin digelar. “Setiap tahun banyak orang duduk di rel saat festival digelar,” ujarnya.

Menteri Negara Bagian Punjab, Amarinder Singh, mendeskripsikan insiden itu sebagai sesuatu yang tragis. Dalam akun Twitter miliknya, ia menyebut otoritas setempat tengah memobilisasi personel ke tempat kejadian.

Amarinder berkata, para korban akan mendapatkan penanganan medis gratis.

“Kami akan melakukan segalanya untuk menolong korban luka.”

“Saya sudah memerintahkan pejabat distrik melakukan apapun untuk memastikan penanganan medis terbaik bagi para korban,” ujarnya.

Setelah insiden itu, pemerintah setempat menyatakan hari berkabung. Seperti dilansir Reuters, sekolah dan perkantoran di kawasan itu menghentikan aktivitas mereka, Sabtu ini.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyebut peristiwa itu menyayat hati. Sejumlah pihak memperkirakan jumlah korban tewas masih dapat bertambah.

Apakah ada izin pelaksaan festival itu?

Arvind Chhabra, BBC Punjabi

Pertanyaan muncul begaimana perayaan itu dapat digelar di dekat rel kereta api.

Pembakaran patung hanya bisa dilakukan jika sejumlah dinas terkait memberikan izin, termasuk Dinas Pemadam Kebakaran.

Pimpinan Negara Bagian Punjab memerintahkan penyelidikan untuk mencari tahu apakah perayaan Dusshera itu digelar atas izin, termasuk pejabat yang memberikan lampu hijau kepada panitia.

Insiden yang melibatkan kereta api kerap terjadi di India. Di negara ini, sebagian sarana-prasarana kereta api sudah berumur, meski jumlahnya terus menurun.

Hak atas foto
EPA

Apa yang dirayakan dalam Festival Dusshera?

  • Perayaan kemenangan Dewa Rama atas raja iblis berkepala sepuluh, Ravana.
  • Menandai kemenangan kebaikan atas angkara murka.
  • Di sebagian besar wilayah India, Dusshera dirayakan dengan Ramlila, sebuah foklor yang berkisah tentang perang selama 10 hari.
  • Puncak perayaan itu adalah pembakaran patung Ravana dengan petasan di tanah lapang.
  • Prosesi pembakaran dilakukan setelah matahari tenggelam karena Ravana disebut tewas ketika matahari tak lagi bersinar atau ketika malam.
  • Pada tahun 2005, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengakui tradisi Ramlila sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
[ad_2]
Source link