Dari Kridosono Jogja, Terima Kasih Megadeth!



[ad_1]

Solopos.com, JOGJA — Megadeth tampil memenuhi ekspektasi penonton yang membanjiri Stadion Kridosono, Sabtu (27/10/2018), dalam gelaran konser JogjaROCKarta. Uniknya, penampilan mereka dibuka oleh para penonton yang kompak menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Sempat mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, keinginan Megadeth memang belum terwujud malam ini. Panita penyelenggara yang diwakili Anas Syahrul Hilmi selaku CEO Rajawali Indonesia Communication menyampaikan permintaan maaf.

Sang Presiden absen dalam gelaran acara JogjaROCKarta Festival #2 yang mendatangkan Megadeth sebagai bintang utama. “Melalui pihak istana, Pak Jokowi minta maaf karena tidak bisa hadir,” kata Anas di Stadion Kridosono, Sabtu.

Meski tanpa kehadiran Jokowi, Megadeth tetap all out. Tak lama setelah keheningan menyanyikan lagu kebangsaan, kemunculan sang vokalis Dave Mustaine dari bawah panggung dihujani cahaya lampu hijau menggegerkan penonton. Diiringi cabikan gitar listrik dari Kiki Loureiro, Megadeth membuka aksi mereka dengan lagu pertama, Hangar 18.

Dalam lagu ini, Kiki Loureiro sang monster gitar berbagi spot solo dengan sang dedengkot Mustaine menguasai panggung. Tak lama setelahnya alunan drum yang intens dari Dirk Verbeuren dan bbad dari David Ellefson membuat panggung bertambah sangar.

Tanpa basa-basi, lagu kedua berjudul Threat Is Real langsung dibawakan kuartet asal California itu menyambung lagu pertama. Saat cahaya panggung berwarna merah menimpa rambut Dave yang pirang, warnanya rambut dave yang membara seperti api membuat penonton bersorak sorai. Beberapa mengacungkan jari membentuk simbol metal ke udara.

“Sangat indah malam ini, sangat indah melalui perjalanan jauh dari Amerika Serikat ke sini untuk menghibur kalian,” kata Dave.

Lagu Wake up Dead langsung disambut dengan lonjakan penonton lengkap dengan sorak sorainya. Setelah itu, Megadeth memenuhi janji untuk menyajikan setlist terbaik dalam konser JogjaROCKarta. Mereka membawakan sejumlah nomor klasik dari album mahakarya Rust in Peace (1990) seperti Take No Prisoners dan Tornado of Souls. Tak ketinggalan beberapa lagu yang populer dari album Countdown to Extinction (1992) dan Cryptic Writings (1997)..

Megadeth juga membawakan lagu dari album Dystopia (2016) yang membawa mereka meraih Grammy Award. Salah satu penonton JogjaROCKarta asal Purworejo, Andika Putra, 25, mengatakan dia telah lama menunggu mereka memainkan lagu Dystopia secara langsung. “Menurut saya lagu ini kekuatan mereka, bukti bahwa Dave sudah 57 tahun tetap menunjukkan agresivitasnya dalam genre trash,” kata dia saat ditemui Harian Jogja di tengah kerumunan penonton yang turut menyanyikan lagu Dystopia.

Dalam lagu Conquer or Die, Dave dan Kiki Loureiro menampilkan duet luar biasa di tengah gebukan drum yang intens. Begitu pula Elefson yang unjuk gigi lewat Dawn Patrol dan pembuka Peace Sells. Sang personel baru Dirk Verbeuren tak mau ketinggalan, Verbeuren mampu mengeksekusi lagu-lagu klasik Megadeth dengan sempurna.

Megadeth mengakhiri konser dengan Holy Wars The Punishment Due, yang mengundang penonton meneriakkan permintaan encore. Mereka bersorak sorai sambil mengepalkan tangan ke udara.

Ucapan terima kasih pun mengalir di media sosial seusai konser atas penampilan Dave dkk yang dinilai luar biasa. “Thank you @Megadeth @DaveMustaine @VerbeurenDirk @ellefsondavid @KikoLoureiro,” kicau @taufiqirfan95

Begitu pula dengan @fajarjun yang memuji aksi panggung mereka. “Thank so much @Megadeth on incredible performance in Yogyakarta tonight.”



[ad_2]
Source link