Ma’ruf Soal Minta Maaf Prabowo: Tergantung Warga Boyolali



[ad_1]

Jakarta, CNN Indonesia — Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin angkat bicara soal permohonan maaf calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait candaan ‘tampang Boyolali’. Ma’ruf mengapresiasi permintaan maaf itu.

Kendati demikian, Ketua MUI itu mengatakan, permintaan maaf boleh saja disampaikan, namun semuanya itu semua kembali ke warga Boyolali sebagai pihak yang tidak terima dengan candaan itu.

“Saya kira itu terserah nanti masyarakat ya,” ujar Ma’ruf saat ditemui di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (8/11).

Pria yang juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyebut belum tentu warga Boyolali memaafkan Prabowo. “Kadang sudah minta maaf, tapi masyarakatnya bagaimana itu, kan dengan pihak Boyolali,” ucapnya.

Sebelumnya, Prabowo meminta maaf atas lawakan ‘tampang Boyolali’ yang ia lontarkan saat meresmikan Kantor Badan Pemenangan Prabowo Sandi pada 30 Oktober 2018. Permintaan maaf itu dilakukan dalam sebuah video yang diunggah Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Permintaan maaf dilakukan usai ribuan warga Boyolali turun ke jalan menuntut Prabowo meminta maaf atas candaannya tersebut.

Ma'ruf Soal Minta Maaf Prabowo: Tergantung Warga BoyolaliPrabowo Subianto. Foto: CNN Indonesia/Safir Makki

Juru Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Inas Nasrullah Zubir menilai permintaan maaf yang dilontarkan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait pernyataan ‘tampang Boyolali’ bernuansa politis. Ia melihat permintaan maaf itu bukan berasal dari hati nurani terdalam Prabowo untuk mengakui kesalahannya.

“Bukanlah minta maaf yang meluncur dari nuraninya, melainkan minta maaf politis, karena permintaan maaf tersebut dilakukan setelah mengkalkulasi dulu untung ruginya,” kata Inas Rabu (7/11).

Inas yang juga politikus Partai Hanura itu lantas mengungkit kembali berbagai pernyataan Prabowo lainnya yang bernada kontroversi. Inas mencatat Prabowo pernah menyindir wartawan dengan ungkapan ‘bisa disogok’ dan ‘tak bisa belanja di mal’. Selain itu, Ia juga mencatat Prabowo pernah menyindir ‘Bangsa Indonesia naif dan goblok’ serta pernyataan ‘elite Jakarta maling semua’.

“Pernyataan-pernyataannya yang bernada caci maki dan pelecehan yang berulang kali terjadi, maka hal tersebut sudah menjadi habitnya [kebiasaannya] Prabowo,” kata dia.

Sementara itu, Presiden petahana RI Joko Widodo (Jokowi) terkikih ketika disinggung mengenai ‘Tampang Boyolali’. Awalnya, Jokowi seperti tidak mendengar pertanyaan mengenai guyonan Boyolali itu karena bisingnya suara di tempat pengarahan kepada calon legislatif Partai Hanura di Hotel Discovery Ancol, Jakarta, Rabu (7/11) malam.

Namun, ia hanya tertawa ketika mendengar pertanyaan itu untuk kesekian kalinya. Jokowi terkikih-kikih sambil berjalan meninggalkan lokasi. (dhf/ain)



[ad_2]
Source link