Nyeri Sendi dan Kembung Bisa Jadi Sarkoma Tanda, Kanker yang Mematikan



[ad_1]

Ilustrasi seorang perempuan sedang mengalami perut kembung

Ilustrasi seorang perempuan sedang mengalami perut kembung (Foto: Shutterstock)

Nyeri sendi mungkin lebih sering diasosiasikan dengan dengan penyakit rematik. Sementara perut kembung bisa jadi lebih sering dihubungkan dengan asam lambung atau pun penyakit maag.

Namun begitu, kedua gejala tersebut sebenarnya bisa jadi merupakan pertanda dari sarkoma, salah satu jenis kanker yang mematikan.

Sarkoma sendiri merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini memiliki gejala-gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan.

Sebuah dari studi Amerika Serikat (AS) memprediksi, pada 2018 ada lebih dari 13,000 orang di AS yang akan terdiagnosis memiliki sarkoma jaringan lunak dan ini akan mengakibatkan sekitar 5,000 kematian.

Riset lainnya menemukan adanya kesalahan penanganan pada 70 persen penderita sarkoma. Hal ini turut menurunkan tingkat kelangsungan hidup para pasien.

"Ini memprihatinkan karena sampai saat ini pemahaman kita akan sarkoma yang begitu kompleks ini masih kurang lengkap, khususnya di Asia," kata Richard Quek, senior konsultan onkologi medis Parkway Cancer Center (PCC), dalam acara media diskusi of Jakarta, Rabu (31 / 10).

"Dibandingkan dengan populasi barat, masih belum banyak pusat data nasional yang resmi di Asia, sehingga data tentang prevalensi sarkoma dan bagaimana penyakit tersebut dikelola di wilayah ini masih terbatas. Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat, "lanjut Quek.

Richard Quek, Senior Konsultan Onkologi Medis Parkway Cancer Center (CC)

Dr. Richard Quek, Senior Konsultan Onkologi Medis Parkway Cancer Center (CC) (Foto: Sayid Muhammad Mulki Razqa / kumparan)

Menurut Quek, pemahaman masyarakat umum maupun tenaga kesehatan profesional di seluruh dunia tentang sarkoma masih cenderung rendah.

Sebuah penelitian dari Belgia, misalnya, mengungkapkan bahwa 47 persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter. Setelah itu pun, pasian umumnya baru berkonsultasi kepada dokter umum yang kemungkinan besar hanya akan menghadapi satu atau dua kasus sarkoma di sepanjang karier mereka.

Tak heran, has penelitian of Inggris menunjukkan bahwa karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal, 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan untuk merujuk pasien ke dokter spesialis.

"Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi," tekan Quek yang telah mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada 2013 dan Asia Sarcoma pada Consortium 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.

Nyeri otot

Nyeri otot (Foto: Thinkstock)

Menurut Quek, meski sarkoma mungkin kurang umum dibanding jenis kanker lainnya, kasus kanker ini banyak ditemui pada pasian dewasa muda dan remaja.

"Kelompok usia tersebut biasanya tidak kita asosiasikan dengan kanker. Ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis, sehingga dampak yang dialami penderita tersebut cenderung lebih parah, "ujar Quek.

Quek menjelaskan, gejala sarkoma bisa berbeda-beda tergantung dari mana sarkoma tersebut berasal. Bagi pasian yang memiliki sarkoma jaringan lunak di lengan atau khaki, misalnya, gejala yang paling umum adalah munculnya benjolan besar tanpa rasa sakit.

Sementara jika sarkoma tumbuh di tulang tangan atau khaki, pasian umumnya akan merasakan nyeri pada sendi dan tulang, serves sakit di sekitar area tulang tersebut. Hal ini bisa membuat pasien sulit tidur dan bahkan bisa menyebabkan tulang tersebut retak.

Bagi pasian yang memiliki sarkoma di pembuluh darah, maka biasanya akan muncul ruam gelap di tubuhnya. Semantara jika sarkoma berkembang di area dada maka akan muncul gejala berupa batuk dan sesak napas. Adapun gejala kembung serves mudah merasa kenyang bisa jadi adalah gejala sarkoma yang berkembang di bagian perut.

[ad_2]
Source link