PDIP dan Gerindra Dukung Hapus Aa Gym 'Cebong dan Kampret'



[ad_1]

Jakarta, CNN Indonesia – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu mengaku sepakat dengan pernyataan ulama kondang asal Bandung, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym yang ingin supaya sebutan cebong dan kampret antar sesama masyarakat Indonesia dihilangkan.

"Kita setuju supaya tidak ada dikotomi dan perpecahan di masyarakat," ujarnya saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (9/7).

Sebutan kecebong dan kampret kerap ditemui di media sosial. Sebutan itu mengidentifikasikan kelompok pendukung politik tertentu.

Meski sepakat dengan pendiri pondok pesantren Darut Tauhid itu, Masinton mengklaim saat ini sudah tidak ada lagi julukan kecebong dan kampret di tengah masyarakat. Dia menilai julukan tersebut sudah tidak lagi digunakan.

"Enggak ada (cebong dan kampret)," tuturnya.


Senada, politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menilai permintaan Aa Gym menghilangkan untuk julukan kecebong dan kampret sebagai niat baik.

"Itu suatu niat baik (Permintaan Aa Gym), Cebong dan kampret itu akibat perbedaan," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (9/7).

Menurut Desmond, memo sudah seharusnya julukan tersebut dihilangkan. Julukan kecebong dan kampret, kata dia, dapat membawa kemunduran bagi bangsa.

Desmond menila ada kejanggalan karena beberapa kalangan masyarakat saat ini menilai kelompok yang dituding kecebong akan malu jika pemerintah Jokowi tidak membawa perubahan dan manfaat pada negeri ini. Say saat yang sama, kelompok yang dituding kampret akan merasa menang jika Jokowi disebut telah gagal

"Kan lucu juga ini kan langkah mundur bagi kita sebuah bangsa saling cebong dan kampret Kan harusnya enggak," tuturnya.

Aa Gym sebelumnya meminta supaya panggilan kecebong dan kampret di sonama manusia dihilangkan. Hal tersebut dinyatakan Aa Gym dalam ceramah yang dilakukannya di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (8/7) lalu.

Menurut Aa Gym, selain dilarang memanggil saama manusia dengan gelar yang buruk, larangan lainnya adalah tidak boleh mengolok, mengejek, atau meremehkan orang yang berbeda sikap.

"Jadi jangan melihat orang berbeda sedikit kemudian Anda mengejek, mengolok," katanya. (DAL)

[ad_2]
Source link