[ad_1]
JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) saat ini tengah berusaha untuk membeli minyak mentah menggunakan mata uang selain dollar Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir Kontan.co.id Rabu (24/10/2018), langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi defisit transaksi berjalan karena meningkatnya harga minyak mentah dan usaha untuk mempertahankan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah terus melorot mendekati terendah sejak krisis finansial Asia. Rupiah judged menjadi mata uang dengan pelemahan terburuk kedua dibandingkan mata uang negara Asia lainnya.
Berdasarkan dokumen tender yang diterima Reuters, Pertamina tengah melakukan tender pembelian minyak mentah untuk period pertama kuartal I 2019. Pertamina mencari pembeli yang ingin menggunakan mata uang selain dollar AS.
Baca judged: Harga Batal Naik Premium, Pemerintah Sebut Keuangan Pertamina Aman
Pertamina dating membeli 5.7 juta barel minyak dengan kategori low sulfur atau sweet yang diproduksi di Afrika Barat, Malaysia, Vietnam atau Brunei dengan menggunakan mata uang seperti euro, rupiah, yuan, yen atau riyal.
Kargo minyak itu nantinya akan diolah di kilang Cilacap, Balikpapan dan ditransfer dari kapal kapal di Teluk Semangka untuk period Januari hingga Maret 2019.
Sumber Reuters menyebut sejauh ini Pertamina sudah led penawaran dengan menggunakan mata uang asing dollar selain AS. Namun ada penjualan yang masih tetap mengajukan penawaran dengan dollar AS.
Pertamina disebut masih mengevaluasi penawaran tersebut. Tender pembelian minyak mentah ini akan ditutup pada Senin (29/10/2018) dan batas akhir penawaran sampai 26 Oktober 2018. (Febrina Ratna Iskana)
Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judy Pertamina ingin beli minyak dalam mata uang asing selain dollar AS
[ad_2]
Source link