Putin: Rusia Bakal Serang Setiap Negara yang Luncurkan Rudal untuk AS



[ad_1]

MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan peringatan keras kepada negara-negara sekutu Amerika di Eropa jika mereka setuju menampung dan meluncurkan rudal jarak menengah untuk AS.

Peringatan itu datang beberapa hari setelah Presiden Donald Trump yang mengumumkan akan menarik diri dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF).

“Jika (rudal jarak menengah) mereka ditempatkan di Eropa, maka kami secara alami harus memberi tanggapan yang semestinya,” kata Putin dalam konferensi pers, Rabu (24/10/2018).

“Negara-negara Eropa yang setuju akan hal (penempatan dan peluncuran rudal jarak menengah) itu seharusnya memahami bahwa mereka akan mengekspos wilayah mereka terhadap ancaman serangan balasan. Ini adalah hal yang jelas,” tambahnya.

Baca juga: Rusia: Jika Perang Nuklir, Semua Orang Bakal ke Surga atau Neraka

Perjanjian INF yang ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan dan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987 bertujuan untuk menurunkan ketegangan pada masa Perang Dingin dengan melarang persenjataan nuklir yang mampu menempuh jarak 500 hingga 5.500 kilometer.

Putin khawatir rencana penarikan diri AS dari perjanjian tersebut akan membawa hubungan kedua negara kembali ke masa beberapa dekade lalu.

“Saya tidak mengerti kenapa kita harus menempatkan Eropa ke dalam bahaya besar seperti itu.”

“Saya tidak melihat adanya alasan untuk itu. Saya ingin mengulangi bahwa itu tidak termasuk dalam pilihan kami. Kami sama sekali tidak menginginkannya,” ujar Putin dilansir New York Post.

Trump menyebut rencana mundur dari perjanjian INF setelah menuduh Rusia yang dianggap telah melanggar perjanjian selama bertahun-tahun.

Para pejabat NATO turut menyalahkan Rusia atas pilihan yang diambil AS dan mengatakan bahwa Rusia telah mengembangkan senjata baru yang melanggar perjanjian.

Namun demikian, pejabat NATO tidak menyangka jika Trump menanggapinya denga berencana menambah lebih banyak nuklir di Eropa.

“Kami tidak menyangka akan hal itu,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, pada Rabu (24/10/2018).

AS juga menekankan tidak adanya China dalam perjanjian tersebut yang menyebabkan negara itu kini menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Baca juga: Trump: AS Akan Bangun Senjata Nuklir untuk Tekan Rusia dan China



[ad_2]
Source link