Koreksi Diproyeksi Berlanjut, IHSG Menguji Level Support 5.729



[ad_1]

Koreksi Diproyeksi Berlanjut, IHSG Menguji Level Support 5.729
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham, di Jakarta, Senin (10/9/2018). – JIBI/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA–Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Selasa (30/10/2018) IHSG akan terkoreksi dengan rentang support dan resistance di level 5.729-5.797.

Maximilianus Nico Demus Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa terpuruknya pasar saham China yang didorong terkoreksi saham-saha blue chip sebagai dampak dari laporan kinerja yang di luar ekspektasi membuat pasar cemas akan perlambatan ekonomi China.

Di tengah kondisi perang dagang antara AS dan China, dalam rilisnya Citibank memproyeksikan pertumbuhan pada kuartal IV/2018 melambat menjadi 6,4% YoY.

Presiden Trump semakin menjadi jadi, Trump terus meningkatkan tekanan terhadap ketua The Fed, Jerome Powell. Trump menyampaikan bahwa dia ‘mungkin’ menyesal telah mengangkat Powell dan bersikap reaktif ketika ditanya apakah ia akan memecat ketua The Fed.

Hal ini sedikit banyak akan menimbulkan kecemasan terhadap situasi dan kondisi independensi The Fed itu sendiri.

Beralih dari sana, utang Pemerintah Afrika Selatan akan mencapai puncaknya dua tahun kemudian, dan berpotensi lebih tinggi dari perkiraaan sebelumnya. Kesenjangan fiskal akan semakin melebar dan penerimaan negara akan terus menurun.

Oleh sebab itu, Menteri Keuangan Afrika Selatan Tito Mboweni berkemungkinan akan melakukan penawaran obligasi Internasional yang diawali dengan pertemuan dengan beberapa investor.

“Hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik karena akan menjaga sesuatu yang tidak di inginkan terjadi, yang tentu nantinya akan berimbas ke negara negara emerging market,” katanya dalam riset harian, Selasa (30/10/2018).

Kemarin, Senin (29/10/2018) IHSG di tutup melemah 30.31 poin (-0.52%) ke level 5,754. Investor asing mencatatkan net buy di semua perdagangan saham sebesar Rp131,7 miliar.

Sektor industri yang mengalami kenaikan terbesar sektor aneka industry (+0.73%), infrastruktur (+0.64%), sedangkan yang mengalami penurunan terbesar pertambangan (-1.80%) dan properti (-1.33%).



[ad_2]
Source link