[ad_1]
Arab Saudi dan negara-negara sekutunya, Senin (5/11) mengatakan mereka berkomitmen untuk mengurangi permusuhan di Yaman, hanya beberapa hari setelah melancarkan serangan baru terhadap pelabuhan yang sangat penting untuk bantuan kemanusiaan.
Arab Saudi dan sekutu-sekutunya campur dalam konflik di Yaman pada tahun 2015, dengn tujuan memperkuat kedudukan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi ketika pemerintahannya memerangi pemberontakan oleh warga Huthi yang beraliran Syiah dari Yaman utara.
Hari Kamis (1/11), aliansi pimpinan-Saudi memulai kembali kampanye militernya untuk merebut kembali Hodeida, kota di pesisir Laut Merah yang dikuasai pemberontak yang merupakan tempat bagi pelabuhan strategis.
Aliansi pimpinan Saudi itu telah menangguhkan serangan sebelum PBB berupaya mengadakan pembicaraan damai di Jenewa yang akhirnya gagal pada September lalu.
Proses yang disponsori oleh PBB itu berantakan setelah para pemberontak menolak melakukan perjalanan ke kota di Swiss itu, kecuali PBB menjamin kembalinya para anggota delegasi dengan aman ke Sanaa serta evakuasi pasukan mereka yang terluka.
Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, kini berharap untuk menjadwalkan pembicaraan antara pemerintah dan Huthi bulan ini.
Hari Minggu (4/11) pesawat-pesawat tempur koalisi melakukan belasan serangan udara untuk mendukung pasukan pro-pemerintah dalam pertempuran yang tampaknya merambah lebih jauh ke Hodeida, mendekati universitas utama di kota itu.
Puluhan pemberontak dan tentara tewas dalam pertempuran dan penggerebekan itu, menurut sumber-sumber di rumah sakit di wilayah itu. [lt]
Source link