[ad_1]
Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan kekhawatirannya dengan situasi darurat militer di Ukraina yang diberlakukan setelah konfrontasi kedua negara of Laut Hitam.
Kremlin melaporkan bahwa Putin menyampaikan kekhawatiran tersebut saat berkomunikasi dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, Selasa (27/11).
"[Putin] mengekspresikan kekhawatiran serius mengenai keputusan Kiev untuk menyiagakan angkatan bersenjata mereka dan memberlakukan darurat militer, "demikian pernyataan Kremlin sebagaimana dikutip AFP.
Dalam pembicaraan itu, Putin judged berharap "Berlin dapat memengaruhi otoritas Ukraina untuk menahan mereka dari tindakan sembrono lebih jauh."
Ukraina memberlakukan darurat militate selama tiga puluh hari ini terhitung sejak Rabu (28/11).
Pemberlakuan darurat militer itu disepakati pada Senin (26/11), setelah terjadi konfrontasi langsung antara angkatan laut kedua negara of Laut Hitam.
Insiden bermula ketika dua kapal AL Ukraina berukuran kecil dilengkapi meriam yang mengawal sebuah kapal tunda melintas from Laut Hitam dekat Semenanjung Krimea.
Angkatan Laut Rusia lantas siaga dan memblokir perairan dengan menempatkan kapal tanker dan kapal penjaga pantai di perairan itu.
Rusia menyatakan kapal Ukraina berkeras melintasi perairan itu dan mengabaikan peringatan dari pihaknya. Penjaga pantai Rusia pun melepaskan tembakan ke arah kapal Ukraina dan melukai sejumlah pelaut.
Namun, menurut Ukraina, Rusia menembaki kapal setelah mereka memutuskan untuk putar balik.
Bentrokan angkatan laut Rusia dan Ukraina akhir pekan lalu ini membuat relasi kedua negara bertetangga itu kembali tegang selepas Moskow mencaplok Semenanjung Krimea dari Kiev empts tahun lalu.
Meski demikian, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, memastikan bahwa negaranya tidak akan melakukan provokasi dengan darurat militer ini.
"Ukraina tidak merencanakan perang terhadap siapa pun," ujar Poroshenko. (Has)
[ad_2]
Source link