Ada 4.000 Penderita HIV/AIDS | Jabar Ekspres Online



[ad_1]

SIAP BERTUGAS: Pengurus KPA Kota Bandung yang baru saja dilantik oleh Wakil Wali KOta BAndung Yana Mulyana siap bersinergi menekan penyebarab AIDS.

BANDUNG – Penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kota Bandung saat ini sudah sangat mengkhawatirkan dan butuh penanganan se­rius. Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Kota Bandung kasus HIV/AIDS terus mengalami peningka­tan tiap tahunnya.

Sekretaris KPA Kota Bandung dr. Bagus Rahmat Prabowo mengatakan, hingga Desem­ber 2017, tercatat suda ada 4.032 kasus, terdiri dari 2.171 kasus HIV, dan 1.865 kasus AIDS. Bahkan, berdasarkan evaluasi nanti pada 2018 kemungkinan akan mening­kat jumlahnya.

’’Fakta ini cukup mempri­hatinkan mengingat Kota Bandung beresiko menjadi generalized epidemic. Penu­laran terjadi pada populasi masyarakat umum,’’jelas Rita ketika ditemui kemarin. (14/11).

ads

Dia menuturkan, gejala ter­sebut terlihat dari tingginya peningkatan kasus HIV pada ibu rumah tangga, yakni di­temukan rata-rata 40 kasus pertahun dengan mayoritas tertular dari pasangannya. Bahkan, hingga akhir tahun lalu, telah ditemukan 518 ibu rumah tangga dengan HIV positif.

Menanggapi fenomena ter­sebut bersama Komisi Penang­gulangan Aids (KPA) Kota Bandung terus bergerak untuk menekan angka penularan virus tersebut. Bahkan, KPA menargetkan tujuan 3 Zero dapat tercapai pada 2030, yakni Zero New Infection, Zero AIDS Related Death, dan Zero Stigma.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, pihaknya akan terus mendorong dengan emnjalin kerjasama bersama KPA agar penyebaran HIV/AIDS terkendali.

Dia juga meminta, kepada warga Kota Bandung yang berpotensi terjangkit virus HIV memeriksakan keseha­tannya. Tujuannya, untuk mendeteksi keberadaan vi­rus tersebut dalam tubuh sejak dini.

Dia menilai, pemeriksaan tersebut penting agar bisa segera diobati. Sebab, selama ini Pemkot Bandung sudah menyediakan fasilitas-fasili­tas tes kesehatan dan penang­gulangan HIV hingga tingkat Puskesmas.

’’Warga bisa langsung da­tang ke Puskesmas meme­riksa secara gratis.Sudah ada upaya tes HIV gratis. Kalau orang sungkan untuk tes di wilayahnya, bisa saja dia tes di wilayah yang agak jauh,’’kata dia.

Jika setelah menjalami tes ternyata seseorang terbukti terinveksi, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) penderita bisa mendapatkan pengobatan secara gratis di Puskesmas. Selain itu, ODHA bisa menda­patkan Antiretroviral (ARV) gratis serta mendapat pen­dampingan dari Puskesmas maupun KPA.

Menurutnya, pendeteksian lebih awal juga bisa mencegah penyebaran virus tersebut kepada orang yang sehat. ODHA dapat melakukan se­rangkaian tindakan agar dapat menahan potensi penularan.

“Bukan berarti kita men-judge, tapi mewaspadai saja agar dia tidak mengin­veksi orang lain. Ini supaya ODHA tidak bertambah. Karena kalau sudah mengo­bati dirinya, dia pasti tidak akan menularkan kepada orang lain. Sehingga kita akan semakin menurunkan risiko orang terkena HIV/AIDS,” katanya. (yan)

[ad_2]
Source link