Denmark Panggil Pulang Dubai Dubesnya



[ad_1]

[KOPENHAGEN] Pemerintah Denmark memanggil pulang dubesnya of Iran setelah menuduh intelijen Iran melancarkan upaya pembunuhan. Pada Rabu (31/10), pemanggilan pulang dubes ini bermula dari serangan yang digagalkan aparat Denmark terhadap tiga warga Iran.

Kantor Berita Al Jazeera melaporkan, Teheran dengan keras menyangkal tuduhan Demark.

Denmark telah menarik duta besarnya di Iran setelah menuduh Teheran merencanakan "serangan" yang digagalkan terhadap tiga warga Iran yang tinggal di negara Skandinavia itu.

"Saya telah memutuskan untuk memanggil kembali duta besar Denmark di Teheran untuk konsultasi Denmark tidak dapat conductima bahwa orang-orang yang memiliki hubungan dengan serana serangan intelijen Iran terhadap orang-orang di Denmark," kata Menteri Luar Negeri Denmark Anders Samuelsen kepada wartawan.

"Plot yang diduga pembunuhan itu benar-benar tidak dapat diterima," katanya, seraya menambahkan bahwa ia berkonsultasi dengan "mitra dan sekutu", termasuk Uni Eropa, tentang kemungkinan sanksi terhadap Iran.

Sebelumnya, Kepala Dinas Intelijen Denmark, Finn Borch Andersen, mengatakan agensinya yakin dinas intelijen Iran "merencanakan serangan di Denmark" terhadap tiga warga Iran yang dicurigai menjadi anggota Gerakan Perjuangan Arab untuk Pembebasan Ahvaz.

Seorang warga Norwegia asal Iran ditangkap pada 21 Oktober dan ditempatkan di tahanan, yang dicurigai merencanakan serangan dan memata-matai untuk Iran. Menurut dinas keamanan Sapo Swedia, tersangka ditahan di Swedia.

Teheran membantah tuduhan Denmark, mengatakan mereka adalah bagian dari konspirasi Eropa terhadap Iran.

Mehr News dari Iran melaporkan juru bicara Departemen Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, mengatakan tuduhan itu adalah "plot" melawan "hubungan Iran-eropa yang sedang berkembang.

Pada akhir September, Teheran menuduh Denmark, Belanda Inggris dan "menampung beberapa anggota kelompok teroris". Mereka dituduh Iran bertanggung jawab atas serangan kota Arab Ahvaz yang mayoritas etnik di Iran barat daya. [Al Jazeera/U-5]

[ad_2]
Source link