[ad_1]
PROKAL.CO TANJUNG SELOR – Hingga Juni 2018, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara Provinces (Kaltara) berhasil mengungkap 145 kasus campak di lima kabupaten / kota.
Dari 145 kasus tersebut, hanya dua kasus positive campak. Sedangkan sisanya masih sebatas dugaan atau dicurigai mengidap campak. Sementara jumlah kasus positive rubella hingga Mei 2018 justru mencapai 11 kasus
Pada 2017 lalu, angka kasus campak, Kata kata Bidang Pengendalian dam Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kaltara, Agust Suwandy, mencapai 626 kasus. Namun tidak ada positive yang campak. "Yang positive tidak begitu besar karena sifatnya masih sebatas terduga mengidap campak," jelas Agust kepada Radar Kaltara Jumat (29/6).
Walau kecil, namun kasus campak menurutnya harus diantisipasi dan yang positive mesti segera diatasi atau diberikan penanganan medis guna mencegah. Dalam penanganannya Dinas Kesehatan tidak dapat bergerak sendiri mengingat kasus campak timbul disebabkan banyak factor. Seganga penanganannya pun dirasa perlu keterlibatan banyak pihak
"Kami perlu meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program yang mendukung imunisasi MR (kombinasi vaksin campak dan rubella)," paparnya. "
Salah satu upa adalah dengan melaksanakan advokasi dan koordinasi dalam campana kampanye dan rubella bersama lintas sector. Serta melalui program dari tingkat provinsi maupun kabupaten / kota. Mengingat risiko atau dampak buruk dari campak tersebut sangat signifikan sekali dan tidak hanya berpotensi cacat namun juga hingga kematian
"Tahun 2000 saja kasus campak tingkat duniy setidaknya ada sekira 500 ribu anak meninggal dunia. Kalau terjangkit pada wanita hamil bisa keguguran dan kalau pun lahir bisa cacat, "beber Agust.
Katanya masyarakat peru mengetahui kedua jenis penyakit tersebut. Campak dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus. "Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan rubella atau yang belum mengalami sakit ini rentan tertular," ujar dia.
Bahaya dari campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, pneumonia (radang paru), entfalitis (radang otak ), kebutaan, gizi buruk. Sementara rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bisa menular pada ibu hamil
"Gejalanya, kalau campak demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai batuk dan pilek. Kalau rubella tidak spesifik bahkan bisa tanpa gejala, "jelasnya
Bahannya lanjut dia, tidak ada pengobatan penyakit campak dan rubella tersebut. Namun penyakit itu dapat dicegah dengan imunisasi dan vaksin MR. "Ini upaya pencegahan terbaik karena satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus," katanya.
Untuk itu Provinsi Kaltara perl dipastikan aman dari wabah campak tersebut. "Kuncinya peran servea semua pihak. Utamanya kesadaran masyarakat untuk langkah pencegahan, "pungkasnya. (Isl / eza )
Enam Bulan, Campak Capai 145 Kasus
[ad_2]
Source link