[ad_1]
Jepang dan China mengambil satu langkah penting, Jumat (26/10) untuk meningkatkan hubungan mereka, menandai apa yang disebut Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebagai titik balik bersejarah dalam hubungan antara kedua negara bertetangga di Asia itu.
Dalam pertemuan, kedua negara menandatangani pertukaran mata uang bernilai 30 miliar dolar yang bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran uang bagi keperluan bisnis. Mereka juga menyetujui serangkaian kesepakatan keamanan, ekonomi dan diplomatik sementara di sektor swasta ditandatangani puluhan perjanjian.
Ketegangan terkait sengketa teritorial di Laut China Timur telah lama menjadi sumber utama perselisihan di antara negara-negara itu. Hubungan kedua negara merosot tajam pada tahun 2012 sewaktu Tokyo menasionalisasi Kepulauan Senkaku yang tak berpenghuni.
China mengklaim pulau-pulau yang dikuasai Jepang adalah bagian dari wilayahnya dan langkah ini memicu gelombang protes di berbagai penjuru China sekaligus sentimen anti-Jepang. Investasi Jepang di negara itu menyusut sementara hubungan politik membeku untuk suatu periode dan baru mulai benar-benar pulih tahun lalu.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri Abe menekankan bahwa tanpa stabilitas di Laut China Timur, tidak akan ada perbaikan yang sesungguhnya dalam hubungan mereka. [uh]
Source link