Kredit Macet Turun, BSM Raup Untung Rp435 Miliar



[ad_1]

Jakarta, CNN Indonesia — PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencetak laba bersih hingga kuartal III 2018 sebesar Rp435 miliar, naik 67 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Raupan tersebut meningkat sekitar 67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp261 miliar.

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni E.B. Subari mengungkapkan pertumbuhan laba didorong oleh pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan.

“Kami bersyukur pertumbuhan pembiayaan tersebut tetap diiringi dengan kualitas yang baik,” kata Direktur Utama Mandiri Syariah Toni E.B. Subari di Jakarta, Kamis (8/11).

Hingga kuartal III 2018, pembiayaan perusahaan menanjak sebesar 11,11 persen secara tahunan menjadi Rp65,24 triliun. Sekitar 60 persen di antaranya diperuntukkan bagi segmen retail yang mencapai Rp38, 13 triliun atau tumbuh 15,43 persen secara tahunan.

Di sektor retail, pembiayaan konsumer mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan sebesar 28,65 persen dari Rp19,54 triliun menjadi Rp25,14 triliun.

Sementara, di segmen wholesale, pertumbuhannya hanya 6,5 persen menjadi Rp27, 1 triliun ditopang oleh pembiayaan korporasi yang mencapai Rp21,4 triliun.

Di sisi lain, kualitas pembiayaan perusahaan tercatat membaik. Hal itu tercermin dari penurunan NPF gross dari 4,69 persen menjadi 3,65 persen, sedangkan NPF nett turun dari 3,12 persen menjadi 2,51 persen.

Perbaikan kualitas pembiayaan berkat strategi yang dilakukan perusahaan mulai dari restrukturisasi kredit, peningkatan penagihan, hingga lebih selektif dalam memilih sektor penyaluran pembiayaan. Perusahaan, antara lain, mengurangi pembiayaan di sektor-sektor yang terpengaruh kurs dan harga minyak dan mendorong pembiayaan ke sektor yang lebih stabil, seperti edukasi dan keuangan.

BSM juga mengurangi penyaluran pembiayaan dalam valuta asing. Saat ini, potofolio pembiayaan valas perseroan hanya mencapai 5 persen.

“Dalam setahun terakhir kami memilih sektor yang lebih tahan dan tidak banyak terpengaruh oleh kondisi makro,” ujarnya.

Direktur Keuangan dan Strategi Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho berharap hingga akhir tahun, NPF perseroan bisa terjaga di bawah 3,5 persen. Demikian pula dengan NPF nett yang diharapkan dapat terjaga di bawah 2,1 persen.

“Ini NPF Mandiri Syariah terbaik selama enam tahun terakhir,” ujarnya.

Selain didorong pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan, laba perseroan juga didorong kenaikan pendapatan nonbunga. Pada kuartal III, pendapatan nonbunga perseroan naik 16,34 persen menjadi Rp792 miliar. Peningkatan tersebut disumbang oleh kenaikan transaksi elektronik channel dan bisnis treasury.

Dari sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan tumbuh 10,07 persen dari Rp74,75 triliun menjadi Rp82,28 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didorong produk Tabungan yang meningkat 13,77 persen menjadi Rp32,99 triliun.

Dengan perolehan tersebut, per kuartal III 2018, aset anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) ini tumbuh 11,01 persen dari Rp84,09 triliun menjadi Rp93,35 triliun. (sfr/agi)



[ad_2]
Source link