Menkes Nila Senang Angka Stunting Turun, Tapi Sedih Saat Tahu Angka Penyakit Tidak Menular Melonjak



[ad_1]

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengungkapkan angka penyakit tidak menular (PTM) trennya semakin tinggi.

Dalam konferensi asosiasi ahli ekonomi kesehatan, InaHEA, Menkes Nila membeberkan sejumlah data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

“Saya bersyukur hasil Riskedas 2018 yang dirilis oleh Litbang Kemenkes memberikan beberapa hasil yang baik,” kata Nila di Hotel JS Luwansa di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2018).

“Angka stunting turun dari 37,2 menjadi 30,8 persen. Namun sedihnya, di sisi lain angka penyakit tidak menular meningkat luar biasa,” ungkapnya.

Baca: Alami Kecelakaan Pesawat 2 Kali dan Wajahnya Hancur, Mantan Pramugari Sempat Kecewa dengan Lion Air

Jenis PTM dalam Riskerdas meliputi asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker, diabetes (DM), hipertiroid, hipertensi, jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronis, batu ginjal dan penyakit sendi/rematik.

Pada Riskerdas 2013, prevalensi untuk hipertensi secara nasional mencapai 25,8 persen. Angka ini meningkat menjadi 32,4 persen berdasarkan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) di 2016.

Kemudian angka obesitas di riskerdas 2013 mencapai 15,4 persen, stroke (12,1 persen), diabetes mellitus (2,3 persen), penyakit jantung koroner (1,5 persen) dan gagal ginjal kronis (0,2 persen).

“Diabetes dari 6,8 menjadi 8,2 persen. Obesitas juga makin banyak terjadi di kalangan anak hingga dewasa,” paparnya.

Baca: Kesaksian Penumpang Lion Air JT610 Denpasar-Jakarta, Cium Bau Gosong Lalu Lampu Seat Belt tak Padam

Menurut Nila, gaya hidup tidak sehat menjadi faktor utama peningkatan angkat PTM di tanah air. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan berolahraga, menghindari rokok dan makanan tidak sehat.

Menkes Nila turut mengajak para ahli ekonomi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

“Artinya kita masih punya tugas luar biasa untuk bekerja lebih lagi. Saya berharap, bagaimana InaHEA ikut membantu mengubah pola pikir kesehatan masyarakat kita,” pungkas dia.



[ad_2]
Source link