[ad_1]
Jakarta, CNN Indonesia – Kementerian Kesehatan sedang menelaah radang virus otak atau Japanese Encephalitis di Bali. Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek belum bisa memastikan kebenaran penyebaran penyakit tersebut di Bali.
"Ini lagi ditelaah, tingkat kebenarannya mesti dilihat, kita minta ke Balai Besar Lab Kesehatan dulu bukat dicek," kata Nila di Acara Ekspo Disertasi Kemenkes di Gedung Kemenkes Jakarta, Jumat (9/11).
Nila mendapat karar dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait penyebaran Japanese Encephalitis di Bali. Hal itu dikhawatirkan akan mengganggu pariwisata di Indonesia.
Saya bilang bentar Pak, kami sudah melakukan imunisasi tahun lalu karanya katanya wisatawan bakal turun Hal demikian ternyata sangat berkaitan dengan ekonomi, ujar Nila.
Dia menjelaskan Japanese Encephalitis virus paling banyak berkembang of hewan babi. Biasanya nyamuk memakan darah hewan itu dan virus tersebut dibawa berpindah ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
Nila mengatakan wilayah yang rentan terjangkit virus itu ialah daerah yang banyak memiliki populasi babi. Sementara di Sulawesi Utara, Nila kata, Sudah negative terkait Japanese Encephalitis virus.
The menambahkan, pemerintah sudah menggalakkan imunisasi untuk mencegah penyebaran virus tersebut di Bali, tahun lalu.
"Imunisasi khusus di Bali sudah kita lakukan Japanese Encephalitis dulu tidak masuk imunisasi dasar lengkap karena kita ada keterbatasan, tapi tahun lalu sudah kita lakukan di Bali," ujarnya.
Isu penyebaran virus Japanese Encephalitis beredar setelah pemerintah Australia mengeluarkan 'travel warning' bagi warganya yang ingin berpergian ke Indonesia. Dalam situs smartraveller.gov.au disarankan agar warga Australia berhati-hati terhadap virus ini.
Di laman itu tertulis semua daerah di Indonesia rawan terjangkit virus Japanese Encephalitis dengan kadar rentan yang rendah, termasuk Bali. Namun di kawasan Sulawesi Tengah dan Papua disebutkan sebagai daerah yang rawan tingkat tinggi terjangkit virus JE.
"Hindari gigitan nyamuk dan pergilah ke dokter untuk mendapatkan vaksin sebelum anda berpergian," tulis laman itu diakses pada Jumat. (Ctr)
[ad_2]
Source link