Panggil Sri Mulyani Cs, Ini yang Dibahas Presiden Jokowi : Okezone Economy



[ad_1]



JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menggelar rapat dengan beberapa menteri kabinet kerja bidang ekonomi dan pimpinan lembaga keuangan di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, rapat bersama Presiden Jokowi itu, membahas terkait soal defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang akan melebar di kuartal III-2018 ini.

Highlight-nya lebih ujungnya bagaimana memperkuat current account untuk jangka pendek menengah,” katanya di Istana Negara, Rabu (31/10/2018).

Baca Juga: Defisit Transaksi Berjalan Bengkak, Investor Bisa ‘Kabur’ dari RI

Berbagai kebijakan kata Bambang di-review ulang. Hal ini untuk menyehatkan current account deficit.

“Rapat tadi, kita membahas current account. Jadi lebih ke tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), B20, lebih ke sana,” ujarnya.

Baca Juga: Defisit APBN 2019 Dipatok 1,84%, Sri Mulyani: Kita Makin Hati-Hati

Sekadar informasi, Jokowi memanggil beberapa menteri dan Dirut BUMN, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Kemudian, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri ATR Sofyan Djalil,

Selain itu, ada Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Baca Juga: Defisit Transaksi Berjalan Tembus 3%, Menko Darmin: Besar Itu

Sebelumnya, pemerintah dan Bank Indonesia berupaya menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) hingga di bawah 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Salah satu solusi cepat dengan memacu pengembangan pariwisata. Sektor pariwisata dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong peningkatan penerimaan devisa sehingga pada gilirannya bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia yang mengalami defisit sejak 2011.

Di sisi lain, saat ini pariwisata berada di posisi ketiga terbesar penyumbang devisa, yaitu senilai USD14 miliar pada 2017 dan ditargetkan menjadi nomor satu pada 2019 dengan nilai USD20 miliar.

(dni)

[ad_2]
Source link