[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Jumlah penderita penyakit tidak menular Indonesia terus bertambah. Jumlah penderita bukan lagi hanya orang lanjut usia, generasi usia produktif pun mulai banyak yang menderitanya di usia muda.
Hal ini tak lepas dari gaya hidup tidak sehat serta pola makan dan minum dengan jumlah kalori berlebih. Ditambah lagi kebiasaan yang ingin serba instan sehingga membuat malas bergerak dan berolahraga. Apalagi dengan banyaknya pilihan makanan dan minuman kemasan atau siap saji yang masih sering dikonsumsi di luar makanan pokok.
Baca juga:
Kenali 6 Penyakit yang Sering Menyerang Wanita
Mager, Awas 3 Penyakit Ini Mengintai
Bahayanya, kandungan kalori pada makanan dan minuman kemasan tersebut ternyata cukup tinggi.
Karenanya, penting untuk cerdas membaca dan mengerti label nutrisi, terutama dalam minuman siap saji yang terkadang terlihat ringan namun tidak sesuai dengan kebutuhan.
Pemerintah sudah membuat anjuran berupa Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk mengetahui banyaknya kalori yang dibutuhkan sesuai jenis kelamin. Ujang Sumarwan, Ahli Consumer Behavior dari Institut Pertanian Bogor, mengatakan beragam masalah kesehatan di Indonesia di antaranya dipicu oleh ketidakseimbangan asupan gizi.
Menurutnya, konsumen biasanya memilih makanan dan minuman berdasarkan rasa yang disukai sehingga tidak lagi memperhatikan kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Tak heran bila sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami kelebihan gula dan garam yang menjadi penyebab utama munculnya penyakit tidak menular
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 lebih dari 13 persen masyarakat Indonesia berusia 19 tahun ke atas mengonsumsi gula berlebih, yaitu di atas 50 gram per hari atau setara dengan empat sendok makan. Selain itu, yang tak kalah tinggi adalah konsumsi garam berlebih. Sebesar 52,7 persen warga Indonesia mengonsumsi lebih dari 2.000 miligram natrium per hari atau 5 gram garam setara dengan satu sendok teh.
Artikel lain:
Ini Penyakit yang Sering Menyerang Anak-anak
5 Penyakit Mematikan buat Wanita Selain Kanker dan Jantung
Ternyata, DKI Jakarta merupakan yang terbanyak, yaitu 65,4 persen warganya mengonsumsi garam berlebih. Adapun, 26,5 persen warga kelebihan konsumsi lemak sebesar 67 gram per hari atau 5 sendok makan. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya asupan sayur dan buah, serta kurangnya berolahraga.
“Kelebihan ini bisa berasal dari konsumsi makanan dan minuman kemasan atau siap saji yang ternyata memiliki kandungan gula dan garam berlebih,” ujarnya.
[ad_2]
Source link