Pria Ini Bantu Istri Bunuh Diri demi Klaim Asuransi Rp 15 Miliar



[ad_1]

BRISBANE, KOMPAS.com – Seorang pria di Queensland, Australia, dijatuhi hukuman penjara 10 tahun karena mendorong dan membantu istrinya bunuh diri.

ABC mewartakan pada Jumat (2/11/2018), Hakim Peter Davis mengatakan motif pria itu membujuk istrinya untuk bunuh diri adalah untuk mendapatkan klaim asuransi jiwa senilai 1,4 juta dollar Australia atau Rp 15,2 miliar.

Graham Robert Morant pada bulan lalu dinyatakan bersalah atas dakwaan, yaitu meyakinkan istrinya, Jennifer Morrant, agar bunuh diri di dalam mobil pada 2014.

Baca juga: Bahasa Indonesia Segera Masuk Kurikulum Sekolah di Australia

Kemudian, dia juga didakwa membantu istrinya membeli peralatan yang diperlukan dari toko perlengkapan.

Dalam persidangan, Morant merupakan satu-satunya penerima manfaat dari tiga polis asuransi jiwa milik Jennifer.

Sang istri diketahui menderita sakit punggung kronis, depresi dan kecemasan.

“Anda mengambil keuntungan dari kerentanannya sebagai perempuan yang sakit dan depresi,” kata Hakim Davis.

“Anda menasihati istri untuk bunuh diri karena kamu ingin mendapatkan 1,4 juta dollar,” imbuhnya.

Dengan uang tersebut, Morant berencana untuk membangun kelompok keagamaan yang berlokasi di pedalaman Gold Coast.

Hakim Davis mengatakan, Morant bukanlah orang kaya pada 2014 karena hanya memiliki sedikit uang, tidak dapat dana pensiun, dan tidak punya kartu kredit.

“Posisi keuangan Anda secara umum sebanyak 1,4 juta dollar, jumlah yang sangat signifikan ketimbang kebanyakan orang,” ucapnya.

“Anda belum menunjukkan penyesalan atas pelanggaran yang telah Anda lakukan,” imbuhnya.

Baca juga: Perusahaan Australia Kembangkan Pesawat Terbang Bermesin Listrik

Salah satu teman dekat Jennifer, Judy Dent, mengaku hukuman yang diberikan sangat mengecewakan.

“Saya tidak berpikir ada pemenang dalam situasi seperti ini, dan sudah empat tahun berjalan,” ucapnya.

Jennifer merasa satu-satunya cara untuk keluar dari penderitaannya adalah dengan bunuh diri.

“Dia putus asa. Dia pikir itu satu-satunya jalan keluar,” tutur Dent.



[ad_2]
Source link