PTN bakal Uji Konsumsi BBM Prius "Hybrid" in PHEV



[ad_1]

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota Indonesia, serahkan setidaknya 18 unit kendaraan, mulai dari enam unit Toyota Prius, enam unit Prius Prime (Plug-in Hybrid), dan enam unit Corolla Altis, di mana ketiganya akan dikomparasi

Tak hanya terhadap masing-masing model, lurking on the ground, denk kansumsi bahan bakar di negara asal, seperti Jepang atau Eropa. Ini seperti disampaikan oleh Agus Purwadi, Electrical Power Engineering Research Group Institute Teknologi Bandung (ITB) yang judged perwakilan peneliti dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Ini merupakan mobil yang sudah dipakai di dunia, yang jadi pertanyaan apakah cocok atau tidak Indonesia, ini yang kami ingin lihat. Pasalnya lingkungan kita berbeda, tropis, kemudian yang kedua kondisi jalan unpredictable lalu stop and go "ujar Agus, Rabu (4/7/2018).

" Kemudian judged loading -nya tidak sama persis antara luar negeri dan Indonesia. Sebenarnya kami sudah mendapatkan bayangan kalau di Indonesia, performanya kira-kira akan sedikit di bawah dibanding luar negeri, maksudnya fuel economy consumption "ujar Agus.

Baca judged: Toyota Serahkan Prius dan Altis Pemerintah

 Kerjasama riset kendaraan ramah lingkungan Kemenperin, Toyota in Perguruan Tinggi KOMPAS.com / GHULAM NAYAZRI M Kerjasama riset kendaraan ramah Kemenperin lingkungan, Toyota dan Perguruan Tinggi

Agus menambahkan, klaim klaim bahan bakar untuk Prius PHEV, dengan 1 liter bensin bisa sampai menempuh 100 kilometer, sementara untuk Prius Hybrid ada di angka 48-50 kilometer.

Rekomendasi Spesifikasi [19659002] Riset yang melibatkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam penelitian Kemenperin-Toyota Indonesia, diharapkan bisa membuka lebar ceh pengembangan kendaraan ramah lingkungan di dalam negeri.

Setelah i you have had the penelitian juda diharapkan bisa memberikan rekomendasi spesifikasi untuk pasar dalam negeri

"Dari sini setidaknya ada ratusan data yang akan kami ambil, termasuk baterai. Jadi memang kita selama ini diberi spesifikasi dari negara lain, kami ingin uji itu, apakah kalau di Indonesia efektif ?, "ujar Agus.

" Karena itu, riset ini bisa saja akan memberikan rekomendasi khusus, karena kita tidak mau cuma jadi pasar saja, "ujar Agus.

<! – ->

[ad_2]
Source link