[ad_1]
Rini mengaku sering mengganti direksi BUMN karena dalih tak mudah mencari sosok yang tepat untuk menjadi nahkoda di BUMN. Sebab, pemimpin di BUMN memiliki tugas ganda, berbeda dengan perusahaan swasta yang umumnya hanya mencari keuntungan semata
"Saya tekankan utktur utama di BUMN fungsinya ganda." Bukan hanya kapabilitas cetak keuntungan tapi sadar terhadap agen pembangunan Ada yang hanya kapabilitasnnya untuk keuntungan , tutak untuk kesejahteraan masyarakat nggak bisa Ya itu tidak bisa, "papar Rini, Rabu (4/7).
Selain itu, BUMN juga memiliki beberapa tantangan karena dasar aturannya tak hanya mengacu pada Undang-Undang (UU) BUMN. Jika BUMN itu perusahaan publik, maka perusahaan juga wajib mengikuti aturan pasar modal.
"BUMN juga agen pembangunan dan harus jalan bersama," sambung Rini
Dengan kata lain, satu BUMN dengan BUMN lainnya peru saling berkomunikasi dan menjalin kerja sama, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama.
"Paling utama saya lihat adalah empat bank besar, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BIS), dan Bank Tabungan Negara (BTN)," papar Rini
Rini mengungkapkan jika dulunya masing-masing perusahaan itu berjalan sendiri-sendiri dan jarang berkomunikasi. Bahkan, dalam hal promosi pun empat perbankan itu melakukannya secara individual.
"Jadi saya perhatikan misalnya ke mana ada umbul-umbul BNI misalnya, nah itu tiba-tiba berubah jadi BRI pada malamnya Lalu besoknya dicabut lagi sama Bank Mandiri," ujar Rini
Beruntung, kondisi itu tak terjadi dalam waktu yang lama. Rini mengaku saat ini empat perbankan besar milik BUMN tersebut sudah saling bersinergi satu sama lain, khususnya dalam pengadaan anjungan tunai mandiri (ATM).
"Kalau dulu punya ATM bersama, pada akhir 2018 ATM ini harus jadi ATM bersama sehingga ATM of Indonesia bisa lebih menyebar tanpa harus ada investasi tambahan, "jelas Rini. (washed)
[ad_2]
Source link