[ad_1]
Kali ini, Singapura menjadi tuan rumah rangkaian konferensi baik KTT ASEAN Ke-33 dan konferensi lain yang dilaksanakan pada 11-15 November 2018.
Tidak hanya itu, beberapa kepala negara maupun kepala pemerintahan, dan perwakilan negara mitra ASEAN juga rencananya turut dalam perhelatan tersebut antara lain Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, serta Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence.
KTT ASEAN sendiri tentunya membahas tujuan bersama yakni mempromosikan perdamaian, stabilitas dan keamanan di kawasan yang bermanfaat bagi 630 juta masyarakat ASEAN.
Menurut laporan Antara, latar belakang dan baliho dengan rona berwarna ungu dan pink menghiasi tempat acara KTT di Pusat Konvensi Suntec pada Senin sore.
Dalam penyelenggaraan rangkaian KTT Ke-33 ASEAN, Singapura pun meningkatkan penjagaan keamanan di sejumlah wilayah seperti Bandara Internasional Changi, Pusat Konvensi Suntec, serta beberapa jalan besar.
Menurut media setempat, lokasi acara di Suntec diberikan pengamanan ketat dari tim pengamanan khusus Pasukan Pertahanan Singapura (SCDF) dan Polisi Singapura.
Dikutip dari media The Straits Times, sebanyak 5 ribu personel kepolisian diterjunkan untuk menjaga perhelatan tersebut. Penggunaan teknologi drone juga dilarang di kawasan Suntec.
Dengan mengangkat slogan “Tangguh dan Inovatif” atau “Resilient and Innovative”, Singapura memilih logo KTT kali itu yang merupakan bentuk dari ketersambungan garis lurus yang mempertemukan koordinat sejumlah ibukota negara-negara ASEAN.
Logo yang didominasi warna lavender keunguan bergradasi pink merupakan warna-warna campuran dari merah, biru dan putih.
Menurut keterangan dalam laman www.asean2018.sg, merah bermakna kekuatan dan kesetaraan, biru melambangkan kepercayaan dan stabilitas, serta putih menyimbolkan perdamaian.
Bentuk logo terkoneksi itu menyiratkan ketangguhan bersama ASEAN yang saling bersambungan dalam mencapai tujuan bersama.
Untuk slogan yang digaungkan dalam KTT ASEAN 2018 yakni Tangguh dan Inovatif. Ungkapan itu juga mencakup visi ASEAN terus bersatu dihadapkan ketidakpastian lanskap global.
Perhimpunan bangsa tersebut diharapkan dapat beradaptasi dan melihat jauh untuk meraih peluang dan tantangan dari perkembangan teknologi yang cepat.
Keketuaan Singapura berharap masyarakat ASEAN dapat meningkatkan kapabilitas masing-masing dengan penguasaan dan penggunaan teknologi sehingga dapat mendirikan ASEAN yang siap untuk masa depan.
Sebelumnya dalam sambutan saat Jamuan Makan Malam KTT ASEAN Ke-32 pada 27 April 2018 di Singapura, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan tema “Tangguh dan Inovatif” dipilih mengingat kebutuhan ASEAN untuk memperkuat ketangguhan bersama untuk mengatasi tantangan seperti ancaman lintas batas yang terus meningkat seperti terorisme, perubahan iklim dan keamanan siber.
“Kita pun harus memanfaatkan teknologi dan inovasi sebagai sumber-sumber pertumbuhan dan pembangunan demi memperbaiki kehidupan masyarakat ASEAN,” ujar Lee dikutip dari laman resmi Kantor Perdana Menteri Singapura, www.pmo.gov.sg.
Lee paham bahwa dalam masa kepemimpinan Singapura di ASEAN tidak lantas dapat menyelesaikan seluruh masalah.
Oleh karena itu, Singapura berharap adanya diskusi yang produktif dan membangun konsensus di antara para mitra ASEAN melalui berbagai pendekatan.
“Kami pun berharap dapat mengedepankan sejumlah inisiatif konkret yang dapat berkontribusi kepada ASEAN yang tangguh dan inovatif,” tegas Lee.
Agenda KTT ASEAN
Rencananya terdapat 12 pertemuan antara para pemimpin ASEAN maupun dengan negara-negara mitra ASEAN dalam rangkaian KTT ASEAN Ke-33.
Sejumlah negara mitra ASEAN yang rencananya turut dalam pertemuan dengan pemimpin ASEAN yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Rusia, Kanada, Cile, serta organisasi-organisasi internasional yakni PBB, Uni Eropa, dan IMF.
Selain itu para pimpinan negara ASEAN dan negara mitra juga akan membahas bersama beberapa fokus kerja sama ASEAN, kerja sama ASEAN dengan mitra, dan kerja sama isu internasional, serta kawasan yang menjadi kepentingan bersama.
Singapura juga akan menjelaskan kelanjutan implementasi inisiatif dan prioritas ASEAN pada 2018 yakni jaringan kota cerdas ASEAN (ASCN), Simposium Kontra-Terorisme Asia Tenggara 2018, implementasi Pernyataan Pimpinan ASEAN Tentang Kerja Sama Keamanan Siber.
Untuk konsep ASEAN Smart Cities Network, memang direncanakan untuk diimplementasikan mengingat pertumbuhan sebagian besar negara Asia Tenggara berkiblat kepada di kawasan pusat.
Menurut pemerintah Singapura, 90 juta orang diperkirakan akan melakukan urbanisasi pada 2030 dimana kota-kota kelas menengah yang dihuni oleh 200 ribu hingga 2 juta penduduk diperkirakan akan mendukung 40 persen pertumbuhan di kawasan.
Namun demikian tantangan mengikuti potensi urbanisasi tersebut, yakni kepadatan penduduk, kualitas air dan udara, kemiskinan, ketidakmerataan sosial, ketimpangan antara pusat-daerah, hingga keamanan masyarakat.
Sejumlah solusi yang ditawarkan untuk menjawab tantangan itu yakni penerapan iptek dan digitalisasi untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakat.
ASCN sendiri bertujuan untuk memfasilitasi kerja sama mengenai perkembangan kota-kota cerdas, mengkatalisasi potensi proyek-proyek pembangunan bersama pihak swasta, dan memberikan pembiayaan yang aman serta dukungan dari mitra-mitra eksternal ASEAN.
Selain itu, Singapura akan menyerahkan Keketuaan ASEAN kepada Thailand. PM Lee akan menyerahkan Keketuaan ASEAN kepada Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha.
Fokus Indonesia
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan Indonesia akan berfokus kepada sejumlah isu internasional dalam KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang akan dilaksanakan di Singapura.
Isu-isu tersebut antara lain perihal Indo-Pacific dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif di Kawasan (RCEP).
“Pada saat di Singapura, memang sangat-sangat padat karena dalam waktu 2,5 hari akan ada sekitar 17-20 pertemuan,” kata Retno usai rapat terbatas mengenai Persiapan Kunjungan Kerja Presiden ke KTT ASEAN di Singapura dan KTT APEC di Papua Nugini di Kantor Presiden, Jakarta pada Kamis (8/11).
Presiden Joko Widodo yang akan hadir pada pertemuan itu juga berencana melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara sahabat.
Indonesia telah berkonsultasi intensif dengan negara-negara anggota ASEAN maupun negara mitra ASEAN mengenai Indo-Pacific.
Kerja sama konsep Indo-Pacific didasarkan kepada prinsip keterbukaan, transparan, dan inklusif dengan mempromosikan dialog dan kerja sama serta persahabatan dan menjunjung hukum internasional dalam menyelesaikan isu regional yang berkembang.
Sementara mengenai RCEP, Indonesia akan mengingatkan kembali mengenai pentingnya implementasi kerja sama bidang ekonomi itu.
“Akan ada KTT mengenai RCEP sendiri yang intinya nanti para ‘leader’ akan memberikan komitmen lebih agar negosiasi RCEP ini bisa lebih diselesaikan karena kalau 10 plus 6, 16 negara ini, akan menjadi suatu ‘building block’ perdagangan yang akan sangat besar,” ujar Retno.
Tidak ketinggalan, menurut Retno, Indonesia juga akan menyinggung pembelaan kemerdekaan Palestina dalam pertemuan di ASEAN.
Selain itu, isu Rakhine State sebagai isu kawasan Asia Tenggara pun diperkirakan Retno juga diangkat pemerintah Indonesia.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
[ad_2]
Source link