Turut Dipicu Harga Bahan Bakar, Jateng Alami Inflasi 0,3%



[ad_1]

Bisnis.com, SEMARANG–Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,3% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 132,08 pada Oktober 2018.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jateng, tingkat inflasi Oktober 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 2,13% dan tingkat inflasi Oktober 2018 secara tahun ke tahun (year on year/YoY) sebesar 3,15 persen.

Kota Cilacap mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,41% dengan IHK sebesar 136,68. Inflasi di Kota Purwokerto dan Kota Tegal masing-masing sebesar 0,35% IHK masing-masing sebesar 130,76 dan 130,40.

Untuk Kota Kudus, inflasinya tercatat sebesar 0,29% dengan IHK sebesar 139,84 diikuti Kota Semarang sebesar 0,28% dengan IHK sebesar 131,94. Adapun inflasi terendah dicatatkan oleh Kota Solo, yakni sebesar 0,24% dengan IHK sebesar 128,29.

Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,66% diikuti kelompok bahan makanan sebesar 0,24%. Selain itu, inflasi juga disumbangkan oleh kelompok kesehatan 0,33%, sandang 0,24%, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,2%, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, juga pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-masing sebesar 0,13%.

“Inflasi karena harga di kelompok bensin ada kenaikan. Di situ kan termasuk bahan bakar yang tidak disubsidi dan menyesuaikan dengan harga pasar. Beberapa komoditas seperti cabai, jeruk, dan semen juga berpengaruh,” katanya, Kamis (1/11/2018).

Pihaknya mencatat penahan laju inflasi adalah turunnya harga telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, kangkung, dan daging ayam kampung.



[ad_2]
Source link