[ad_1]
Ia bernama Jessica Dlugasch, yang merasa demam sejak beberapa malam sebelum malam natal tahun 2016 lalu. Suhu tubuhnya mencapai 39 derajat celcius. Ia pun segera dilarikan ke instalasi gawat darurat pada tanggal 23 Desember 2016.
Petugas medis memastikan bahwa Jessica hanya terserang flu. Namun, kondisinya makin memburuk dan memuncak ketika ia merasa menggigil dan juga kerap berhalusinasi.
“Aku benar-benar dalam kondisi buruk. Suhu tubuhku 40,5 derajat celcius,” kenang Jessica dikutip dari Daily Mail.
Jessica pun dilarikan lagi ke rumah sakit di New Jersey. Tes darah menunjukkan adanya organ-organ yang memproduksi asam laktat tinggi. Gejala tersebut mengindikasi penyakit sepsis.
Suami dan keluarganya merasa hancur ketika dokter mengatakan bahwa sepsis ini bisa menghilangkan nyawa Jessica.
Dikutip dari UK Sepsis Trust and NHS Choices, sepsis terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap infeksi dengan menyerang organ dan jaringannya sendiri. Sepsis memiliki gejala yang mirip dengan flu, gastroenteritis dan infeksi dada.
Sekitar 44.000 orang meninggal akibat sepsis setiap tahun di Inggris. Di seluruh dunia, seseorang meninggal karena kondisi tersebut setiap 3,5 detik.
“Saya diberi oksigen karena flu telah menyebabkan paru-paru hancur dan dipompa dengan empat jenis antibiotik, hanya untuk menghilangkan infeksi,” tutur Jessica.
Hampir semua mengira ini adalah penyakit menular, sehingga anaknya harus memakai topeng, jubah,, dan pelindung sepatu untuk menemuinya.
Enam hari menjalani perawatan intensif, akhirnya kondisi tubuh wanita berusia 38 tahun itu pun membaik. Hingga pada tahun baru, Jessica pun diperbolehkan pulang ke rumah.
Setelah menyadari bertapa parahnya mengidap sepsis, Jessica pun lebih memerhatikan kesehatan. Ia berharap tidak ada orang lain yang merasakan seperti yang ia rasakan.
(wdw/up)
Source link