Abaikan Nyeri Leher, Berisiko Alami Kelumpuhan



[ad_1]

Jakarta, HanTer – Hampir semua orang pasti pernah mengalami nyeri pada leher, mulai dari yang ringan sampai yang parah hingga menganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri tersebut merupakan alarm dari tubuh bahwa ada yang tak beres. Misalnya, mengindikasikan saraf terjepit.

"50-60 persen orang rata-rata pernah bermasalah dengan leher, tapi kebanyakan sering kali mengabaikannya," kata dr. Phedy, Sp.OT-K dari Sports, Shoulder & Spine Clinic Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dalam temu media of Jakarta, kemarin.

Menurut Phedy, nyeri pada leher menjadi salah satu indikasi dari adanya gangguan pada saraf, seperti saraf terjepit. Dan jika kondisi ini dibiarkan, maka penderitanya berisiko mengalami kelumpuhan. "Jika ditemukan lebih awal dan diobati, 90 persen bisa sembuh," katanya.

Ia the leadingangkan, jepitan saraf leher atau yang dikenal sebagai cervical disc herniation adalah kondisi di mana isi dari bantalan tulang leher bocor keluar sehingga menjepit saraf leher. Jepitan saraf leher umumnya terjadi pada orang yang berusia 30 hingga 50 tahun, namun dapat terjadi judged pada usia yang lebih muda maupun lebih tua.

"Jepitan saraf leher dapat terjadi karena adanya riwayat cedera leher, tetapi seringkali terjadi secara spontan tanpa diketahui penyebab yang jelas," ungkap dia.

Keluhanyang terjadi akibat jepitan saraf leher bergantung pada lokasi jepitan. Bila jepitan terjadi di pinggir, keluhan yang muncul adalah kaku, nyeri leher yang menjalar, kesemutan, atau rasa lemah pada lengan dan tangan.

Sedangkan, bila jepitan terjadi di tengah, keluhan yang muncul berupa kehilangan keseimbangan, kaku saat berjalan, rasa lemah pada tungkai sampai gangguan buang air besar dan buang air kecil, bahkan dapat mengakibatkan kelumpuhan secara total. Untuk membuktikan adanya jepitan saraf leher, dapat dilakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Pengobatan untuk jepitan saraf leher pun bervariasi mulai dari obat-obatan, fisioterapi, hingga operasi, tergantung pada keparahan jepitan saraf. "Pada kasus tertentu, di mana ditemukan kelemahan yang parah, maka operasi menjadi satu-satunya pilihan untuk menyembuhkan jepitan saraf," katanya.



[ad_2]
Source link