[ad_1]
PERNAHKAH Anda masuk ke dalam ruang laboratorium (lab) rumah sakit? Tentu ada yang pernah, namun sebagian besar lainnya menjawab tidak. Pada dasarnya laboratorium berfungsi sebagai tempat pengecekan dan penelitian sebuah sampel yang berhasil diperoleh.
Namun, berbeda dengan lab lainnya, di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali ada sebuah ruangan yang berisikan berbagai bakteri yang justru sengaja dipelihara. Lab ini diberi nama Laboratorium Mikrobiologi.
Di tempat ini, berbagai macam bakteri dan spesimen baik dari virus menular dan tidak menular sengaja dikembangkan. Bakteri ini akan diteliti oleh para ahli untuk menemukan antibiotik apa yang resisten dan sensitif terhadap mereka.
Tentunya tidak mudah untuk merawat dan menumbuhkan bakteri penyakit untuk diteliti. Mereka diletakan di lemari pendingin bersuhu sekira -80 derajat celcius. Para petugas yang meneliti pun tidak boleh sembarangan. Mereka wajib mengenakan Alat Perlindungan Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, pakaian lab dan penutup rambut.
Hal ini wajib dilakukan, mengingat sampel yang akan mereka teliti sangatlah berbahaya dan bisa menularkan penyakit yang mematikan. Alhasil, banyak prosedur yang wajib dilakukan para ahli dan dokter, agar bisa meneliti bakteri-bakteri tersebut dengan aman.
Beberapa lemari yang berada di sisi kiri dan kanan foto merupakan kotak pendingin dengan suhu yang sangat rendah. Fungsinya adalah menjaga supaya bakteri yang diteliti tidak rusak dan bisa bertahan hidup.
Laboratorium Mikrobiologi RSUP Sanglah memiliki empat ruangan utama. Ruang satu berfungsi sebagai media pembiakkan bakteri. Para peneliti dapat melihat pertumbuhan kuman serta melakukan pengecekan antibiotika untuk melihat resistensi dan sensitivitas bakterinya.
Ruang kedua berisi koleksi spesimen yang berfungsi untuk menentukan penyakitnya. Ada pula sebuah alat berbentuk kotak yang berfungsi sebagai media distribusi sampel bakteri dari ruangan di rumah sakit.
Ruang ketiga adalah tempat penyimpanan sampel bakteri dan virus. Bakteri tersebut disimpan dalam lemari pendingin bersuhu -80 derajat.
Ruang keempat sekaligus terakhir merupakan ruang bakteriologi, fungsinya tempat penanaman dan identifikasi bakteri. Setiap orang yang masuk ke tempat ini wajib menggunakan ADP untuk menghindari penyebaran bakteri penyakit kepada diri sendiri.
Kepala Bidang Keperawatan Sekertaris Program Pengendalian Resistensi Antimikroba, Aa Sri Adilatri, mengatakan metode ini sengaja dilakukan untuk untuk tes antibiotik. Dengan cara ini maka nantinya bisa diketahui antibiotik apa yang cocok untuk melawan kuman penyakit tersebut.
“Bakterinya ditumbuhkan untuk dibiakkan sehingga antibiotika apa yang cocok untuk pengobatannya. Bahan dimasukan ke dalam media dan dimasukkan ke dalam penyimpanan untuk melihat pertumbuhan kuman. Semuanya utuk tes antibiotik,” tutur Sri Adilatri, saat dijumpai Okezone di RSUP Sanglah, Kamis (8/11/2018).
Selain itu RSUP Sanglah memiliki ruang isolasi terbatas yang berfungsi untuk menampung para penyakit yang dianggap dapat memicu terjadinya wabah. RSUP Sanglah menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan bagi para penderita suspect. Ruangan khusus ini disebut dengan Ruang Nusa Indah.
“Ruang Perawatan Nusa Indah yang kita sebut dengan ruang isolasi terbatas. Dirancang kalau kita sampai mendapatkan informasi pasien yang bertendensi wabah, selesainya di sini saja, mati atau hidup. sehingga kita berupaya memutus rantai penularan untuk tidak menjadi rumah sakit sebagai penyebar virus,” tutur Dr. dr. I Ketut Sudartana SpB-KBD selaku direktur medik dan keperawatan RSUP Sanglah.
Dr Ketut juga menjelaskan prosedur tentang bagaimana cara RSUP Sanglah menangani penderita yang dianggap bertendensi membawa wabah. Ia mengatakan sudah disediakan jalur khusus untuk membawa pasien mulai dari ambulans hingga menuju ruang isolasi dengan aman tanpa risiko penyebaran penyakit.
“Sehingga pasien datang dari luar, dirujuk ke rumah sakit kita. Dari informasi awal sudah disampaikan bahwa akan dirujuk satu pasien ke sini. Proses masuknya dari pintu pertama, turun dari ambulans masuk ke sini, dilakukan proses skrining di sini. Ruang trias ini adalah ruang yang menentukan apakah betul informasi yang disuspectkan oleh perujuk, benar atau tidak,” tambah Dr Ketut.
“Kalau ternyata dengan pemeriksaan cepat kita bisa mendiagnosis bahwa arahnya bertedensi mengalami wabah maka akan masuk ruang isolasi. Tapi jika dengan pemeriksaan cepat ternyata bukan merupakan tedensi wabah maka kita pulangkan, atau kita pindahkan ke ruang perawatan lain,” tuntasnya.
(hel)
Source link