Cegah Penyebaran Difteri, Anak-anak Genuksari Diimunisasi



[ad_1]


Cegah Penyebaran Difteri, Anak-anak Genuksari Diimunisasi

 Foto: Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono memantau imunisasi kepada anak Kelenuhan Genuksari, Genuk Puskesmas Genuksari, Sabtu (21/7). (suaramerdeka.com/Hendra Sertiawan)
Foto: Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono memantau imunisasi kepada anak di Kelurahan Genuksari, Genuk di Puskesmas Genuksari, Sabtu (21/7). (suaramerdeka.com/Hendra Sertiawan)

SEMARANG, suaramerdeka.com – Pemkot melalui Dinas Kesehatan Kota Semarang, langsung melakukan langkah pencegahan penyebaran difteri di Kelurahan Genuksari, Genuk. Salah satunya melalui Outbreak Respons Program Immunization (ORI), akhir pekan lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono mengatakan, tim dari dinas telah melakukan imunisasi kepada anak di daerah itu, dengan batas umur di bawah 12 tahun. Ini merupakan upaya yang dilakukan setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah difteri, tanpa memandang status imunisasi.

"Mulai Jumat (20/7), Dinas Kesehatan sudah mengimunisasi anak-anak usia di bawah 12 tahun di seluruh Kelurahan Genuksari dan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk Ini dilakukan karena warga di sana yang sering berinteraksi dengan penderita," kata Widoyono .

Dia menambahkan, kalau sudah diimunisasi, blood besar kemungkinannya terlindung dari difteri. Penyakit ini, imbuhnya, menular melalui kontak bicara yang terus menuerus dengan orang yang terkena difteri. Infekti bakteri ini umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serves terkadang dapat memengaruhi kulit.

Widoyono menceritakan, kasus difteri pernah terjadi di Semarang pada 2014 lalu di Kelurahan Dadapsari

Kakak Beradik

Kasus difteri Widoyono pun menceritakan kejadian ini pernah terjadi Semarang tahun kemarin di Kelurahan Mijen, Mijen . Kemudian pada 2014 di Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara dengan korban meninggal kakak beradaik. Karena Berbahaya, dia mengimbau orang tu mengimunisasi anaknya.

Imunisasi direspon positive salah satu warga Genuk Sari, Yani Rahmadhani. The menuturkan telah membawa putranya yang berumur 9 tahun untuk diimunisasi difteri di puskesmas. Menurutnya difteri ini bahaya apabila tidak diobati secara dini, salah satunya dengan imunisai

'' Menurut saya, wabah difteri berbahaya. Tapi kalau sudah diimunisasi penyakit ini, sudah ada perlindungannya, ungkap Yani

Sementara itu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kembali menegaskan bahwa informasi yang viral melalui whatsapp (WA) tersebut tidak benar. Memang, sambungnya ada kasus difteri di sana, tapi itu sudah ditangani oleh sedulur-sedulur dinas Kesehatan Kota Semarang.

"Itu Hoax!" Tidak ada yang namanya zona merah apalagi sampai tidak boleh lewat di daerah itu, "jelas Wali Kota Semarang yang biasa disapa Hendi tersebut.


(Hendra Setiawan / CN42 / SM Network)
                                                                                  

[ad_2]
Source link