Deteksi Dini Kanker Bisa Pangkas 61 Persen Biaya Pengobatan



[ad_1]

Jakarta – Angka pasien kanker sebenarnya bisa ditekan dengan kesadaran masyarakat akan deteksi dini. Seperti kanker payudara dengan SADARI (periksa payudara sendiri) atau kanker serviks dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) dan pap smear.

Sebagai salah satu upaya untuk menekan angka penyakit kanker di Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais mengadakan pemeriksaan kanker payudara mammografi dengan mobil keliling sejak beberapa tahun lalu.

Namun, mobil yang ada hanya satu unit dan hanya beroperasi di Jakarta. Direktur Utama RS Dharmais, Prof dr Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL(K), MARS pun berencana untuk menambah unit mobil mammografi.

“Saya kira ke depannya bukan hanya mammografi, bukan hanya di Jakarta, tapi seluruh Indonesia,” ujarnya saat ditemui di acara Asian National Cancer Center Alliance (ANCCA) di Jakarta Selatan, Kamis (25//10/2018).

Bukan hanya bisa meningkatkan usia hidup jika terdiagnosis kanker, namun deteksi dini juga bisa menekan biaya pengobatan kanker jika ditemukan pada stadium awal yang masih mudah untuk disembuhkan.

“Karena kalau kita hitung secara ekonomi, kalau kita melakukan pembiayaan dengan screening program atau early detection, itu uang yang kita pakai jauh lebih kecil dibandingkan dengan kalau kita mengobati orang dengan stadium 1, 2, 3, atau 4,” tutur Prof Abdul.

“Ini sudah ada penelitian secara ekonomi, ternyata kalau kita skrining atau deteksi dini kita kembangkan itu terjadi penurunan pembiayaan kesehatan itu terjadi 61 persen. Dengan itu untuk menghemat 61 persen ini, yang kita lakukan adalah deteksi dini,” lanjutnya.

Selain pemeriksaan mammografi, Prof Abdul juga berencana untuk mengadakan mobile kemoterapi. Yaitu, orang yang ingin menjalani kemoterapi tidak harus ke rumah sakit, namun mobil ini bisa mendatangi pasien.

“Jadi kalau orang mau kemoterapi tidak harus ke rumah sakit, tapi cukup kami datangi tempatnya dan dia kemo di atas mobil,” tutupnya.

(wdw/up)

[ad_2]
Source link