[ad_1]
80 persen orang dewasa pernah mengalami sakit pinggang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tindakan minimally invasive spine surgery (endoskopi disektomi) bisa menjadi salah satu pilihan terbaik menyembuhkan sakit pinggang. Teknik ini tidak perlu memakai pisau, cukup menggunakan jarum.
Sakit pinggang yang berkaitan dengan saraf seringkali menjadi keluhan paling banyak dirasakan masyarakat. Penyebab nyeri pinggang ini bisa karena faktor usia, berat badan hingga kecelakaan.
Penyembuhan sakit pinggang pun bermacam-macam, mulai dari hal ringan hingga operasi. Menurut Dokter Spesialis Bedah Saraf Wawan Mulyawan, kebiasaan orang meredakan nyeri bisa dengan obat warung, fisioterapi, herbal hingga operasi. Tapi kebanyakan pasien memiliki keengganan melakukan operasi.
“Operasi, cara herbal, alternatif juga ada risikonya. Misal pijat, sudah saraf kejepit, dipijat bisa berbahaya,” ujar Wawan di RSU Bunda, Jakarta, Jumat (2/11).
Endoskopi disektomi merupakan tindakan minimally invasive spine surgery yang banyak digunakan mengatasi masalah herniasi bantalan sendi yang menyebabkan nyeri pada punggung bawah (lumbar), punggung tengah (toraks) atau leher dan lengan (servikal). Menurut dia, 80 persen secara literatur orang dewasa pernah mengalami yang namanya sakit pinggang. Sebanyak 90 persen tidak lagi merasakan nyeri antara 4-6 pekan. Ini biasanya disebabkan karena otot yang kaku.
Namun, ada juga yang berlanjut, berhubungan dengan saraf, tulang, pinggang belakang, dan merasakan nyeri dslam waktu cukup lama hingga berbulan-bulan. Dari semua itu, ternyata hanya lima persen yang memerlukan tindakan serius.
“Dari 250 juta masyarakat, lima persennya itu sudah lima juta lebih,” ujarnya.
Rasa nyeri yang memerlukan penanganan serius itu, seperti ditusuk, ditekan, panas, pegal, ada kesemutan, merasa kaki tebal seperti ada jarak saat menapak hingga kelumpuhan. Keunggulan tindakan endoskopi adalah sayatan minimal (hanya tujuh milimeter), proses penyembuhan cepat, angka keberhasilan mencapai 90 persen, hanya menggunakan anestesi lokal, pascatindakan, mobilitas tulang belakang tetap terjaga, kehilangan darah minimal, tidak perlu rawat inap hingga luka bekas operasi yang minimal.
“Angka 90 persen itu tingkat kepuasan ya, jadi misalnya dari nyeri di angka 10 menjadi tiga. Sementara sisanya mungkin merasa masih sakit dari angka 10 hanya menjadi enam, ini bergantung faktor usia dan tubuh juga,” ujarnya.
[ad_2]
Source link