[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Kalau ingin berat badan selalu terkontrol, jangan lupakan untuk menyimpan timbangan di rumah. Timbangan dapat mengetahui apakah berat badan Anda sudah masuk kategori obesitas, ideal, atau justru kekurangan gizi.
Timbangan memiliki banyak jenis misalnya digital sehingga lebih memudahkan untuk menghitung dan mengetahui berat badan atau yang manual pun ada. Berikut ini manfaat timbangan bagi kesehatan Anda.
Pertama adalah untuk mengetahui indeks mbada tubuh atau BMI. Perhitungan antara indeks mbada tubuh dengan berat badan tubuh ideal tidaklah sama. Hasil hitung BMI tidak bisa menjadi tolok ukur untuk berat badan ideal. Indeks mbada tubuh membantu Anda untuk mengetahui apakah berat badan yang Anda miliki sehat atau tidak walaupun nantinya Anda juga harus mempertimbangkan mengenai mbada otot ataupun lingkar pinggang. BMI kerap dijadikan sebagai alarm pertama guna melindungi diri Anda sendiri dari gangguan kesehatan terkait dengan obesitas.
Perhitungan indeks mbada tubuh adalah berat badan dibagi dengan tinggi (dalam m) dikuadratkan atau (berat badan : (tinggi2)). Nantinya angka yang diperoleh bisa dicocokkan dengan kategori apakah Anda memiliki berat badan kurang (≤ 18,5), berat badan normal (18,5-24,9), berat badan berlebih (24,9 – 29,9), atau obesitas (≥ 30). Misalnya, tinggi badan 1,54 m dan berat badan 54 kg. Perhitungannya (54 : (1,54 x 1,54)) = 22,77. Angka BMI Anda adalah 22,77 dan Anda masuk ke dalam kategori berat badan normal.
Kedua adalah untuk mengetahui perkembangan saat hamil. Ketika Anda sedang dalam kondisi hamil, Anda akan mengalami kenaikan berat badan yang akan diukur atau ditimbang setiap kali ibu hamil kontrol sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Selama masa kehamilan tersebut berdasarkan pengukuran dengan timbangan berat badan yang akurat, tidak boleh mengalami kenaikan lebih dari 20 kg.
Jika hal tersebut terjadi, maka ibu hamil bisa berisiko memiliki tensi tinggi saat proses kehamilan yang bisa membahayakan janin dan dirinya sendiri. Selain itu, kelebihan berat badan lebih dari 20 kg, bisa juga karena 2 kemungkinan yaitu:
- Kegemukan yang terjadi pada bayi. Jika hal ini terjadi, ditakutkan bayi menderita penyakit diabetes mellitus bawaan.
- Kegemukan yang terjadi pada ibu. Jika terjadi pada ibu, ditakutkan janin kurang asupan gizi karena nutrisi yang dikonsumsi ibu terserap pada tubuh ibu dan janin tidak mempunyai berat badan yang cukup.
Ketiga adalah memantau tumbuh kembang anak, apakah sudah memiliki gizi yang cukup, kelebihan atau justru kekurangan. Penimbangan berat badan pada anak ini bisa dilakukan saat diselenggarakan posyandu yang biasanya diadakan setiap 1 bulan sekali. Nantinya dari berat badan tersebut dan faktor lainnya akan diketahui apakah anak memiliki gizi yang cukup atau tidak.
Untuk penimbangan anak yang dilakukan di posyandu, ada 2 jenis timbangan yang biasanya dipergunakan, yaitu:
- Timbagan bayi yang memiliki beban maksimal 20 kg. Jenis timbangan ini paling mudah ditemui di posyandu, bidan atau di puskesmas. Ada yang manual dan ada yang digital dan biasanya untuk anak usia 0-12 bulan.
- Timbangan yang berbentuk seperti tongkat yang memiliki skala dan dilengkapi dengan anak neraca serta tempat yang dipergunakan untuk meletakkan objek yang akan ditimbang misalnya menggunakan selendang. Jenis timbangan yang dilengkapi dengan celana neraca dari kain drill ini memiliki batas berat badan yang ditimbang maksimal 25 kg.
Tulisan ini sudah tayang di Islavaria
[ad_2]
Source link