[ad_1]
Acara peringatan World Psoriasis Day 2018, di RSCM Jakarta Pusat, Kamis (1/11/2018). (Foto: Dok. Medcom.id/Raka)
JAKARTA (Lampost.co)–Psoriasis adalah penyakit kulit yang bersifat kronik dan residif, yang dapat terjadi pada semua usia terutama orang dewasa.
Psoriasis sangat berdampak pada kehidupan sosial ekonomi penderitanya, mulai dari gangguan tidur, menimbulkan rasa malu, merasa tidak percaya diri, hingga mengalami depresi dan bahkan menyulitkan kehidupan bekerja mereka.
“Di dunia, sekitar 125 juta orang mengalami psoriasis. Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun yang tidak menular. Pasien psoriasis mengalami penebalan kulit, berwarna merah, dan bersisik yang terasa gatal, pedih, dan tidak nyaman di bagian tubuh terutama kulit kepala, sikut, lutut, wajah, tangan, kaki, dan disertai dengan kerusakan kuku,” ujar dr. Endi Novianto, selaku ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI), dalam acara peringatan World Psoriasis Day 2018, di RSCM Jakarta Pusat, Kamis (1/10/2018).
Selain kulit, psoriasis juga dapet mengenai sendi dengan gejala pembengkakkan, kekakuan, disertai nyeri terutama pada sendi jari tangan, tambah dr. Endi.
“Psoriasis juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami darah tinggi, kencing manis, kolestrol tinggi, stroke, dan penyakit jantung. Psoriasis juga dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi,” ujar dr. Endi.
Menurut data Departemen Kulit dan Kelamin FKUI dan RSCM terdapat 56 kasus psoriasis baru pada tahun 2015, 38 kasus pada tahun 2016 dan 56 kasus pada tahun 2017. Namun diperkirakan jumlah penderitanya masih lebih banyak daripada jumlah tersebut.
Psoriasis terdiri dari berbagai tipe berdasarkan bentuk dan luasan sebarannya, diantaranya adalah Psoriasi Vulgaris (plak), Psoriasis Gutata (tetesan), Psoriasis Inversa (di lipatan kulit), Psoriasis Pustulosa (berbentuk seperti jerawat), Psoriasis Eritoderma (berwarna kemerahan dan bersisik di seluruh badan).
EDITOR
Sri Agustina
TAGS
KOMENTAR
[ad_2]
Source link
