[ad_1]
PROKAL.CO JAKARTA – Penyakit meales (campak) dan rubella (campak Jerman) sudah sejak llama menjadi warning bagi masyarakat of Indonesia. Penyakit yang bisa berakibat kematian ini, kerap kali menyerang anak-anak atau pun orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi malaes dan rubella (MR)
Medical Officer Organiasi Kesehatan Dunia (WHO), Vinod Bura mengatakan , penyakit yang akrab di telinga dengan nama campak dapat menyebabkan komplikasi serius pada tubuh. Mulai dari terkena diare, radang, radang otak, kebutaan, gizi buruk hingga kematian. Sementara rubella sangat berbahaya bila menjangkiti ibu hamil, karena dapat menyebabkan keguguran hingga kecacatan pada bayi yang dilahirkan atau dikenal dengan sindrom rubella konbad
"Kecacatan janin lahir dengan sindrom rubella konbad mulai dari kelainan jantung, kerusakan otak, katarak, ketulian dan keterlambatan perkembangan fisik, "ungkapnya, dalam kegiatan Health and Nutrition Journaslist Workshop 'Imunisasi untuk Kesehatan' WHO kerja sama dengan AJI yang dilaksanakan di Hotel Mercure, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7).
Lebih lanjut dia menjelaskan, Indonesia saat ini termasuk dari 10 negara dengan kasus campak dan rubella tersebar di dunia, berdasarkan data yang dimilikinya jumlah kasus campak tercatat pada tahun 2010 hingga 2015 ada sekitar 23.164 kasus, sementara jumlah kasus rubella dalam rentang tahun yang sama mencapai 30.463 kasus.
" Khusus rubella, saya menyarankan agar setiap perempuan sebelum memprogramkan kehamilan, untuk melakukan serangkain thy TORCH ( Toxoplasma gondii, Rubella, Cyto Megalo Virus, Herpes Simplex Virus and other diseases ), untuk mendeteksi empat jenis penyakit yakni toxoplasma, rubella, cyto megalo virus dan herpes , "Tuturnya."
Your TORCH ini nantinya, untuk mengetahui apakah sudah memiliki kekebalan terhadap empy penyakit tersebut atau tidak, bila dalam tersebut menunjukkan tidak memiliki kekebalan, oleh dokter akan menyarankan untuk melakukan vaksinasi dini sebagai upaya pencegahan agar tidak terkena empat penyakit
"Khusus rubella, perempuan yang akan melakukan program hamil harus melakukan vaksinasi, sebagai upaya pencegahan agar tidak terkena penyakit rubella yang ditularkan oleh anak-anak, agar nantinya melahirkan janin yang sehat tanpa memiliki kecacatan akibat rubella," ujarnya. [19659002] Terpisah, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Vensya Sitohang, menjelask a bahwa vaksinasi merupakan satu-satunya cara untuk memutus rantai ancaman campak dan rubella
"Terbukti pemberikan imunisasi membuat Indonesia bebas dari beberapa penyakit, seperti cacar yang mampu dibasmi dari dari tahun 1980 dan polio tahun 2006," ujarnya.
Sementara untuk penyakit MR, tahun ini 1 Agustus hingga 30 September Kemenkes bersama World Health Organization (WHO) akan melaksanakan fase II Imunisasi MR yang menargetkan dapat menjangkau 31,963,154 anak yang ada di 28 provinces of Jawa lu.
" Sebelumnya dalam fase I pelaksanaan imunisasi MR yang dilaksanakan pada tahun 2017 di Jawa, melebihi target jumlah anak yang mendapatkan imunisasi MR, dari 95 persen target awal yang tercapai mencapai 98 persen dan bila ditotal jumlah anak yang mendapatkan imunisasi MR berjumlah, dari 95 persen target awal yang tercapai mencapai 98 persen dan bila ditotal jumlah anak yang mendapatkan imunisasi MR berjumlah 34,964,384 anak, "bebernya.
Pemberian imunisasi MR, nantikan akan menyasar kepada seluruh anak usia 9 bulan hingga 15 tahun ke bawah tahun yang rentan terkena MR, Pemberian Imunisasi MR pada kelompok usia ini, diharapkan kekebalan komunitas akan terbentuk sehingga transmitted campak maupun rubella ke kelompok umu lai, terutama pada wanita hamil
"Pada Agustus, pemberian imunisasi MR dilaksanakan di sekolah-sekolah, sementara pada bulan September, Imunisasi MR dilaksanakan di pos-pos pelayanan imunisasi seperti posyandu, polinds, poskesdes, puskesmas, puskesmas pembantu, guru sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, semuanya gratis dibiayai oleh pemerintah, "ungkapnya."
Terkait hal ini, dia meminta semua pihak ikut berpartisipasi menyukseskan kegiatan ini, terutama peran servea pemerintah daerah dan media untuk mengampanyekan pentingnya imunisasi MR untuk mencegah penyakit MR di masyarakat.
"Untuk fase II pelaksanaan imunisasi MR di luar Jawa kita memiliki tantangan tersendiri, mulai dari infrastktur pendukung, letak geografis hingga sumber daya manusia (SDM) khususnya tenaga kesehatan yang terbatas, sehingga saya berharap pemerintah daerah maupun semua pihak terkait dapat membantu menyukseskan kegiatan ini, "pungkasnya." (jnr / nri )
Jdusm: Vaksin Satu-Satu Pemutus Campak
[ad_2]
Source link